MITOS
BAHWA FILSAFAT ITU SULIT BERGENTAYANGAN DI KAMPUS
Beberapa mahasiswa saya mengeluh, ketika
saya baru pertama memasuki ruangannya, karena mendengar saya akan mengajarkan
filsafat ilmu. Usut punya usut ternyata dibenak mereka sudah punya preferen
negatif, dan kita dinina bobokan oleh mitos yang acapkali bergentayangan di
kampus. Mitos itu mensuarakan bahwa filsafat adalah sebuah mata kulaih yang
sulit, dan tidak memiliki manfaat di dunia kehidupan. Secara pragmatis juga
dikatakan bahwa filasafat tidak berguna di dunia kerja, dan dunia kehidupan
sehari-hari. Agar kita mencitai sekaligus bersemangat mempelajari filsafat,
gudang filsafat akan mensadap beberapa pengertian yang mudah cerna,
selengkapnya sebagai berikut.
PATOKAN-PATOKAN
DASAR/CIRI-CIRI BERFIKIR FILSAFAT:
·
Berpikir sampai ke akar-akar permasalahan
atau berpikir secara radikal. Ini berarti kita berpikir samapai ke inti
atau hakikat dari obyek pemikiran kita, yaitu permasalahan yang kita hadapi
·
Berpikir universal. Filsafat mencerminkan
pengalaman umum manusia. Oele karena itu ciri pemikiran kita haruslah bersifat
universal dan bukannya parsial atau bagian-bagian, sebagaimana yang terjadi
dalam ilmu
·
Koheren dan runtut atau konsisten: berpikir koheren berarti
sesuai dengan kaidah-kaidah berpikir. Runtut atau konsisten berarti tidak
mengandung pertentangan atau kontradiksi
·
Sistematik: berpikir sistematik
bearti semua pandangan yang dianalisis selalu berhubungan secara teratur dengan
maksud tertentu
·
Komprehensif yang berarti menyeluruh.Filsafat merupakan
keterbukaan total terhadap realitas atau totalitas
·
Bebas: pemikiran filosofis adalah hasil
pemikiran yang bebas dari prasangka-prasangka sosial historis, kultural dan
religius
·
Bertanggung jawab: kita berpikir dan
bertanggung jawab atas hasil pemikiran kita dan paling tidak bertanggung jawab
terhadap hati nurani kita sediri
DARI
PANDANGAN HIDUP MENJADI ILMU
Filsafat dapat kita pandang dari dua
sisi, dari perpektif pandangan hidup dan perpektif Ilmu. Kemudian proses-proses
yang membawa filsafat dari pandangan hidup menuju ilmu yang bersifat akademis,
dipaparkan buku ini sebagai berikut:
1.
Filsafat
berkembang menjadi disiplin khusus karena dirinya mampu mengerahkan segenap
segala usaha kepada kebijaksanaan, dan selalu memperbanyak refleksi dan
berupaya menemukan akar atau kriteria untuk membedakan secara ekstrem antara
kebenaran dan kesalahan, keburukan dan kebaikan, atau bagaimana membedakan hal
yang bersifat ilusif dan riil. Dengan itu semua filsafat membuka banyak
refleksi tentang pengalaman dalam kehidupan sehari-hari
2.
Lewat
berbagai refleksi, filsafat juga memahami dirinya sebagai bentuk dari cinta
[philia]. Filsafat juga memahami dirinya dalam berbagai keadaan untuk bergerak
maju dan selalu mencari pengetahauan yang tidak atau belum diketahui.
3.
FUNGSI
DAN TUGAS FILSAFAT DALAM HUBUNGANNYA DENGAN ILMU
Fungsi dan tugas filsafat
dalam hubungannya dengan ilmu, buku ini membentangkan pemikiran sebagai
berikut:
1.
Secara
tradisonal-historis, filsafat dilihat sebagai ratu segala ilmu, kendati ketika
ilmu-ilmu mulai memisahkan diri dari filsafat, fungsi seperti ini semakin
diakui.
2.
Terdapat
beberapa fungsi penting filsafat dalam dunia ilmu, antara lain:
[]Filsafat merangsang
hipotesis-hipotesis baru bagi ilmu lain atau teori ilmu pengetahuan
[]Sebagai pendasar filsafat
menyelidiki mekanisme mencari pengetahuan dari ilmu tertentu, yakni secara
kritis menyelidiki anggapan, pengertian dan metodenya sendiri
[]Fungsi sintesis:Membuat
sintesis dari hasil dan pandangan dunia ilmu
[]Fungsi Kritis: mengeritik
ajaran-ajaran ideologis dan filosofis, teknik, ekonomi, dan lain-lain [kritik
ideologi]
[]Fungsi
sosial-konstruktif: kritik terhadap situasi masyarakat demi kebaikkan dan
kemanusiaan. Kritik ini tidak didasarkan pada intuisi melainkan berdasarkan
pada pengetahuan dan pengalaman, relasi antar manusia, antropologi, sosiologi dan
etnologi
[]Fungsi
pedagogis:pendidikan untuk berpikir kelas [logis-filosofis], disiplin berpikir
dan berbicara
LIMA
PRINSIP DALAM DALAM BERFILSAFAT
Buku ini juga mengadopsi pemikiran The liang
Gie terkait dengan prinsip-prinsip berfilsafat:
Filsafat menghalau
kecongkakan dan kesombongan intelektual yang selalu berprinsip bahwa kita sudah
tahu segala sesuatu. Halangan paling
utama dalam proses pembelajaran ialah pandangan kita sudah tahu segala sesuatu.
Dengan ini kita kehilangan rasa ingin tahu dan kemampuan untuk belajar lebih
banyak lagi.
Kesetiaan kepada kebenran
dan keberanian untuk mempertahankan kebenaran itu. Ini sudah diperlihatkan oleh
bapak filsafat, Sokrates, yang dengan berani menerima hukuman mati secara tidak
adil dengan siap menelan pil beracun dan mematikan
Memahami secara sungguh-sungguh pelbagai
persoalan filsafat dan berusaha menemukan jawabannya. Dengannya kita terlibat
dalam latihan berpikir yang terus menerus [intellectual
exercises]
Latihan-latihan intelektual
untuk menilai masalah secara kritis dan memecahkannya dapat kita lakukan secara
lisan tetapi juga secara terulis. Karena itu latihan untuk berbicara dan
mengungkapkan diri dalam dialog dan komunikasi dengan orang lain sangat
penting. Juga latihan inteltual terus menerus kita buat melalui karya tulis
menulis dalam bentk apa saja
Keterbukaan diri terhadap pelbagai
persoalan dan konteks hidup kita. Kita berusaha menghindarkan pelbagai
pandangan sempit atau hanya berpihak pada satu pandangan tertentu saja.
Data buku
JUDUL:Filsafat itu Indah
PENULIS:Dr. Konrad
Kebung.SVD
PENERBIT:Prestasi
Pustakaraya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar