Jumat, 01 November 2019

NARASI KELAMKU



Belantara mlm meramu gumpalan awan hitam menjadi hening, seketika aku termenung dan berfikir akan kemanakah diri ini diri yg bergelimang dosa dan kemunafikan bercampur aduk menjadi kedirian yg kokoh.

Aku bersama pekatnya malam hanya mampu mersua dan bermesraan dengan keheningan tanpa suara harapan lagi, aku kini tersungkur kaku bagai patung yg kian lama usang menunggu nasib akan tiada.

Tuhan dengan hembusan angin mlm ini ku titip rindu untukmu rindu untuk berdialektika denganmu tentang aku dan rasa ini rasa yg membuatku gelisah entah kemana, aku telah lama mencari kesejatian diri ini merenung akan kemana diri ini, aku dan rasa ini bagai perahu yg terombang ambing bagai tersapu badai di tengah laut, andai aku dapat menafsirkan bintang mungkin saja ada sedikit pil penenang dlm diri ini andai saja aku bisa menyibak awan tebal pasti ada sepercik cahaya yg mampu menerangi hati ini.

Kekosongan dan kesenduan menghiasi dan  menghantui diri ini mati aku tak sanggup hidup pun aku kelelahan tuk melanjutkan andai tabir cahyamu mampu ku gapai ijinkan aku menjadikanmu seorang penerang dikala ku sendu.

Tentang:Roy 98

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERGOLAKAN NALAR YANG MERONGRONG KETENTRAMAN

   Dalam keseharianku nalarku menyeretku terjun terombang ambing bak ombak yang di terjang badai yang hebat menghantam tanpa henti, nal...